Dedicated Server : Self-hosted Atau Sewa ?
Thursday, May 17th, 2007
Ada seorang client saya yang bermasalah - websitenya sering down. Saya jadi bingung, karena instalasi dari kami sebetulnya sudah beres. Ternyata;
Link ke internet dari datacenternya hanya memiliki bandwidth sebesar 128 Kbps
Website nya cukup high-profile (salah satu ormas terbesar di Indonesia), sehingga
Sangat sering diserang cracker (portscan, hack attempts, mailbomb, dll), atau
Diserbu spam
Poin nomor 3 memerlukan strategi & implementasi keamanan yang ekstra ketat & bandwidth yang besar (terutama untuk menghadapi mailbombing, portscan, DoS, dll), sedangkan poin nomor 4 membutuhkan bandwidth yang besar.
Masalah utama pada kasus client tersebut adalah bandwidth - walaupun linknya adalah dedicated dengan rasio 1:1, namun jelas masih jauh dari cukup untuk menghadapi kasus DoS. 2 zombie saja sudah cukup untuk menghabisi seluruh bandwidth yang ada!
Saya kemudian merekomendasikan client tersebut untuk memindahkan websitenya ke webhoster. Ybs setuju, dan kini sedang dalam proses pemindahannya. Webhoster ini juga memasang web-app firewall, sehingga akan sedikit membantu untuk mengatasi berbagai security hole di website ybs; sambil perlahan-lahan dilakukan security audit secara keseluruhan.
Setelah website mereka up & running, maka kami kemudian bisa membenahi infrastruktur datacenter mereka dengan tenang tanpa terburu-buru.
Salah kaprah
Ini adalah kasus salah paham yang cukup lazim terjadi — datacenter yang berfasilitas lengkap, server bermerek, operating system original versi enterprise; maka berarti sudah lebih dari mencukupi untuk sekedar “hanya” menghosting sebuah website ?
Tidak selalu demikian halnya, seperti yang ditemukan oleh client saya.
Jika suatu saat Anda perlu memiliki sebuah server di Internet, apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ?
Beberapa saya coba cantumkan di bawah ini :
Kelebihan Dedicated Self-hosted : (seperti pada kasus client saya)
Full control : 100% kontrol server berada pada anda
Physical access : mudah untuk mengakses server secara langsung / fisik.
Kekurangan Dedicated Self-hosted :
Investasi infrastruktur : untuk mendapatkan uptime yang baik, perlu dilakukan investasi yang tidak sedikit untuk datacenter Anda — anti gempa, anti kebakaran, physical security, climate control, UPS, generator, dan jika ada banyak server di lantai tersebut maka mungkin lantai gedung tersebut mungkin perlu diperkuat / reinforced (karena satu rak server saja beratnya bisa lebih dari setengah ton pada footprint yang sangat kecil).
Investasi SDM : perlu ada SDM yang ahli dan jumlahnya mencukupi untuk me maintain semua server yang ada.
Biaya per server : untuk setiap server, ini adalah up-front cost yang biasanya dibayar 100% di muka. Ini mungkin dapat mengganggu cashflow perusahaan, apalagi jika jumlah server cukup banyak.
Biaya akses Internet : akses internet di Indonesia tidak murah (lebih tepatnya; luar biasa mahal). Dan tidak cukup untuk hanya satu jalur, Anda perlu menyediakan paling tidak 2 jalur akses yang berbeda ke Internet, agar bisa didapatkan uptime yang baik untuk datacenter Anda.
Jadi dari sini saja sudah bisa kelihatan, bahwa self-hosted server adalah opsi yang cenderung hanya bisa dilakukan oleh institusi yang besar & memiliki sumber daya yang cukup.
Untunglah kini sudah ada banyak provider dedicated server yang biayanya terjangkau namun dengan pelayanan yang sangat baik. Beberapa di antaranya adalah :
Layeredtech.com : saya sudah menggunakan ini selama hampir 4 tahun, dan belum pernah mengalami masalah yang fatal dengan mereka.
Dreamhost.com : well, sebetulnya ini shared-webhosting provider, mereka tidak menyediakan dedicated server. Namun, disk space 200 GB & bandwidth 1024 GB dengan biaya hanya sekitar US$ 9 / bulan, mungkin banyak orang akan menemukan ini sudah lebih dari mencukupi bagi kebutuhan mereka.
Saya belum bisa merekomendasikan secara pribadi selain 2 provider di atas, namun saya yakin masih ada lagi yang kualitasnya juga baik. Untuk memeriksa kualitas suatu provider dan menemukan penawaran-penawaran khusus, Anda bisa membuka WebHostingTalk.com
Catatan :
Pada berbagai paket Dedicated server, seringkali ada pilihan “Managed”. Jadi, server tersebut akan di manage oleh tim provider.
Tapi hati-hati, definisi “managed” itu sendiri amat, sangat bervariasi. Kadangkala “managed” bisa berarti hanya sekedar reboot; tim mereka tidak akan mau memasangkan software yang Anda butuhkan. Jadi, periksa dulu semua detailnya dengan seksama, sebelum Anda mengeluarkan biaya ekstra untuk layanan “managed” ini.